Anjangsana Sosial: Program Kerja
Tampilkan postingan dengan label Program Kerja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Program Kerja. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Oktober 2020

17 Agustus Bersama Anjangsana Sosial
Oktober 13, 20200 Comments


Bulan Agustus menjadi bulan yang sangat bersejarah bagi rakyat Indonesia. Sebab tepat pada 17 agustus kita merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Karenanya untuk merayakan 17 agustus, Anjangsana Sosial mengadakan 17 Agustus Bersama ANSOS.


Acara ini berisikan lomba yang menarik bagi anak-anak. Terdapat beberapa lomba yang diadakan, seperti lomba mewarnai, baca puisi, rangking1, potret17ku, dan tiktok. Lomba-lomba ini dilakukan secara online, kecuali final untuk puisi yang dilakukan secara offline.


Pada lomba mewarnai, puisi, dan rangking1 hanya bisa ikuti anak-anak dari PAUD hingga SMA/SMK dengan berbagai kategori. Sedangkan untuk potret 17ku dan tiktok boleh diikuti oleh semua kalangan umur.



Selama 3 hari, panitia melakukan sosialisasi ke beberapa RT yang ada di RW 17 Beji Barat untuk mengajak warga agar ikut berpartisipasi dalam acara ini. Tak disangka, warga sangat berantusias dengan diadakannya lomba ini hingga membuat panitia sedikit kewalahan menanganinya.


Acara ini dibuka pada tanggal 18 Agustus - 22 Agustus. Dimana, dari tanggal 18 Agustus - 20 Agustus merupakan pembukaan, tanggal 21 Agustus untuk perlombaan, dan tanggal 22 Agustus merupakan penutupan dengan dibacakannya puisi dan pembagian hadiah.


Selama lomba berlangsung, sangat terlihat kreativitas dari anak-anak didik ansos dan warga RW 17 Beji Barat yang mengikuti lomba. Peserta berusaha membuat konten semenarik mungkin sehingga membuat juri cukup kesulitan memilih siapa yang terbaik.



Selagi mengadakan lomba, panitia juga tengah mempersiapkan acara penutupan pada tanggal 22 agustus yang diselenggarakan secara luring. Panitia meminta izin kepada Bapak RW 17, Kepala Karang Taruna, dan Satgas covid-19 untuk menyelenggarakan penutupan tersebut.


Berbagai peraturan dan persyaratan dibuat oleh panitia menyesuaikan dengan protokol kesehatan covid-19. Acara penutupan dimulai pukul 13.00 hingga 15.00 WIB berlokasi di Karang Taruna RW 17 Beji Barat.


Pada saat acara akan dimulai, warga yang datang akan melakukan cek suhu dan wajib memakai masker serta duduk di tempat yang sudah beri tanda oleh panitia. Warga yang datang ke penutupan tersebut hanyalah peserta pemenang lomba, finalis puisi, dan beberapa pengurus RW 17.



Acara penutupan dimulai dengan diawali oleh sambutan dari bapak Sukardi selaku ketua RW 17 dan Bang Aas selaku ketua karang taruna RW 17. Setelah kata sambutan, acara dilanjutkan dengan final lomba pembacaan lomba puisi.


Terdapat 4 finalis dari berbagai RT. Ketika semua finalis selesai membacakan puisinya, acara dilanjutkan dengan games sembari menunggu penilaian juri lomba puisi. Suasana berubah menjadi sangat menyenangkan saat games berlangsung.


Setelah juri sudah menentukan pemenangnya, acara dilanjutkan dengan pembagian hadiah peserta lomba. Raut gembira pun tampak pada wajah para peserta yang hadir. Peserta acara tampak tetap semangat, happy dan enjoy hingga akhir acara.








Dokumentasi : M. Ari Yusroon
Penulis: Rumika Damayanti
Penyunting : Diani Ratna Utami

Reading Time:

Selasa, 01 September 2020

 Menggali Potensi di Masa Pandemi
September 01, 20200 Comments

Tahun ini UKM Anjangsana Sosial (ANSOS) kembali menggelar acara talkshow yang diselenggarakan pada 15 Agustus 2020. Jika biasanya UKM ANSOS melaksanakan secara luring, maka untuk tahun ini pelaksannya dilakukan secara daring. 

Mengapa demikian? Karena, tahun ini negara kita sedang berjuang melawan virus korona, dimana pemerintah menghimbau warganya agar tidak berkerumun dan tetap tinggal di rumah untuk jangka waktu tertentu.

Tema yang diusung pada tahun ini ialah “Raih Masa Kini dengan Potensi” atau dapat disingkat menjadi  “RAKIT”. Kami mengundang kak Indra Sugiarto untuk menjadi pembicara yang merupakan pendiri dari @masukkampus dan juga seorang penulis buku.

Meskipun dilaksanakan secara daring, hal ini tidak melunturkan semangat baik dari panitia maupun peserta. Peserta pun tidak terbatas dari kalangan mahasiswa saja, bahkan siswa juga turut menghadiri acara ini. 

Acara berlangsung mulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Banyak sekali hal menarik yang didapatkan selama acara berlangsung, baik dari pesan yang disampaikan oleh kak Indra maupun pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta. 


Salah satu pesan yang digaungkan oleh pendiri @masukkampus ialah mengenali potensi dalam diri. Bagaimana cara kita mengenali potensi diri? Tentunya kita perlu mengetahui apa yang kita sukai maupun tidak, yakin dengan diri sendiri dan tidak menyerah selama proses pencarian tersebut.
 
“Bilang ke diri kamu, kalau sedang masa belajar, ga masalah kalau kamu melakukan kesalahan dan ga masalah kalau kamu ceroboh. Itu semua it’s okay” sepenggal kalimat dari penulis buku Teman Berjuang itu terdengar sederhana namun sarat akan makna. 

Kita diajarkan untuk belajar menerima kegagalan dan kembali bangkit untuk terus berjuang menggapai mimpi melalui potensi diri. Tidak hanya membicarakan mengenai potensi, kak Indra juga mengajarkan mengenai growth mindset dan fixed mindset. 

Growth mindset merupakan pola pikir yang terus berkembang dan selalu ingin belajar. Sedangkan, fixed mindset cenderung membenarkan diri sendiri dan enggan mengubah pemikirannya juga merasa dirinya lah yang paling benar. Biasanya orang dengan fixed mindset menghindari tantangan karena merasa tantangan adalah hal yang menyusahkan.

Di sela-sela sesi webinar panitia menyediakan doorprize bagi peserta yang beruntung. Bahkan, dari pihak kak Indra sendiri pun menyediakan hadiah berupa satu buah buku untuk peserta yang memiliki pertanyaan paling menarik selama sesi tanya jawab.


Alhamdulillah, sesi kali ini berjalan dengan lancar. Antusias peserta sangat tinggi terlihat dari banyaknya pertanyaan yang masuk dan respon positif di gfrom yang telah disediakan.

Semoga ilmu yang kita dapat dari acara talkshow kali ini bermanfaat dan kembali menyalakan api semangat dalam diri untuk terus belajar dan berjuang meraih mimpi serta cita-cita.






Dokumentasi : Ananda Genta Pitaloka & Zahra Yusr Aminah
Penulis : Aisyah Banowati
Penyunting : Diani Ratna Utami
Reading Time:

Senin, 31 Agustus 2020

Ada Kilau Semangat Belajar Pada Terbatasnya Pendidikan di Kampung Cisadon
Agustus 31, 20200 Comments

Saat ini kita ketahui, Indonesia memasuki era yang membuat kita terbiasa dengan kemodernan. Salah satunya dalam bidang  pendidikan. Di kota-kota besar, kita temui anak-anak sudah tak asing jika diminta belajar menggunakan gadget. Hal itu sudah menjadi hal yang lumrah, dan sudah seharusnya kita mendapatkan pendidikan yang layak dan mampu bersaing di dunia internasional. 

Namun, faktanya Indonesia bukan hanya sekedar bagian-bagian dari kota yang sudah maju fasilitasnya. Perlu kita sadari jika Indonesia juga merupakan rumah bagi desa-desa, perkampungan-perkampungan yang dihuni oleh banyak anak yang memiliki mimpi, untuk bisa mengenyam pendidikan dengan tempat belajar yang layak.


Dari banyaknya desa-desa di Indonesia, mari kita melipir dari silaunya gemerlap kota. Tepatnya di Jawa Barat, sedikit menjauh dari Sentul, Bogor, kami menemukan sebuah kampung di atas bukit yang tenang, dingin, dan sunyi, yaitu Kampung Cisadon, Desa Karang Tengah, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat.

Kampung itu ditinggali oleh 32 kepala keluarga dengan mayoritas pekerjaannya adalah petani kopi atau sayuran. Biasanya, kopi ini dijual untuk para pendatang. Begitulah cara mereka mendapatkan penghasilan. Saat itu, kami datang untuk mengabdi di Cisadon selama dua minggu kedepan.

Disana ketenangan itu tidak beku, melainkan terus mengalir. Semangat belajar anak-anak yang mencairkan itu semua. Semangat belajar itu nampak ketika mereka tetap ceria, meskiharus membelah hutan, mengarungi sungai, atau tanah yang menjadi lumpur ketika hujan untuk sampai ke rumah baca, tempat mereka menghabiskan waktu untuk belajar dengan buku-buku sumbangan dari kota.


Disana, ada seorang anak laki-laki bernama Agin. Agin dikenal sangat pemalu dan takut dengan orang baru. Teman-temannya mengatakan, Agin malu karena usianya sudah beranjak dewasa namun belum bisa membaca dengan lancar.

Kami juga sempat bertemu dengan pendatang yang sudah berbulan-bulan tinggal di Cisadon. Ia pun mengatakan bahwa Agin hanya ingin diajak berbicara dengan orang-orang yang sudah lama ia kenal. “Butuh waktu pendekatan minimal seminggu dengan seorang guru,” kata pendatang tersebut di Cisadon. Mendengar kata itu, kami sempat pesimis karena kami hanyalah mahasiswa.

Namun, kami tak gentar untuk mengajak anak lelaki dengan tubuh tinggi ini bermain dan belajar membaca. Di sisi lain, Ia sangat suka menggambar. Maka dari itu, kami mengikuti apa yang disukai nya agar kami semakin dekat.

Tidak disangka, hanya butuh waktu dua hari untuk mengajaknya bermain dan belajar ke rumah baca. Semakin hari ia pun semakin aktif menunjukkan semangatnya dalam bela diri silat yang juga kami ajarkan saat itu. Bahkan saat matahari baru memancarkan cahaya nya, ia justru sudah rapi dan berjalan menuju rumah baca. 

Setelah dua minggu kami lalui di Cisadon, dengan perubahan yang kian membaik, kami saksikan Agin semakin lancar dalam membaca, silat, dan menggambarnya. Semangat dan keceriaannya, membantu ia untuk melawan rasa takutnya akan dunia luar. 







Dokumentasi : HPD PNJ Mengabdi 2020
Penulis : Faza Nidwana Ribhan 
Penyunting : Nurul Fajriyah
Reading Time:

@ansos_pnj