Anjangsana Sosial: Artikel Bulanan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Bulanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Bulanan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 22 Oktober 2022

Kualitas Guru dan Dampaknya Pada Pengajaran di Indonesia
Oktober 22, 20220 Comments


Sumber:  www.blog.ruangguru.com


Saat ini kualitas pendidikan di Indonesia kurang baik dan dapat dirasakan bahwa masih banyak permasalahan dalam dunia pendidikan. Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19, memaksa pemerintah memberlakukan kebijakan pembelajaran jarak jauh yang berdampak pada penurunan kualitas pendidikan di Indonesia. Kualitas pendidikan yang buruk dapat mempersulit siswa dan lulusan untuk beradaptasi dengan dunia yang berubah dengan cepat. Karena efektifitas dari apa yang diajarkan dalam dunia pendidikan rendah. Di sisi lain, pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang baik, inovasi-inovasi baru akan muncul dengan sendirinya, dan permasalahan bangsa Indonesia secara bertahap akan terselesaikan.


Sumber: evasion-online.com


Berdasarkan data UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM) Report 2016, pendidikan di Indonesia menempati peringkat ke-10 dari 14 negara berkembang dan kualitas guru menempati ukuran ke-14 dari 14 negara berkembang di dunia. Jumlah guru mengalami peningkatan sebanyak 382% dari 1999/2000 menjadi sebanyak 3 juta orang lebih, sedangkan peningkatan jumlah peserta didik hanya 17%. Dari 3.9 juta guru yang ada, masih terdapat 25% guru yang belum memenuhi syarat kualifikasi akademik dan 52% di antaranya belum memiliki sertifikat profesi. Sayangnya, meningkatnya kuantitas guru tidak sejalan dengan kualitasnya. 


Menurut hasil UKG (Uji Kompetensi Guru) dari tahun 2012 hingga 2015, sekitar 81% guru Indonesia bahkan tidak mencapai nilai kelulusan. UKG sendiri merupakan salah satu penilaian yang digunakan untuk mengukur kompetensi seorang guru yang diukur dari kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kemampuan guru dalam menyusun strategi pembelajaran siswa dan memimpin pelajaran, kompetensi, pemahaman mata pelajaran yang diajarkan, dan kompetensi guru dalam mengevaluasi pembelajaran.


Penyebab utama rendahnya kualitas guru di Indonesia adalah belum optimalnya pengelolaan sumber daya manusia dalam rekrutmen guru. Secara kuantitas jumlah guru di Indonesia cukup memadai, namun kualitas mutu guru pada umumnya masih rendah. Secara kuantitatif jumlah guru di Indonesia reltif tidak terlalu buruk. Apabila dilihat dari rasio guru dengan siswa, angka-angkanya cukup bagus yakni di SD 1:22, SMP 1:16, SMA/SMK 1:12. Meskipun demikian, pada satu sisi ada daerah atau sekolah yang kelebihan guru dan di sisi lain ada daerah atau sekolah yang kekurangan guru, sehingga mereka yang kekurangan guru harus mengajar kelas secara paralel.


Kurangnya manajemen SDM yang baik saat merekrut ASN sebagai pendidik membuat sulit untuk membedakan antara guru yang benar-benar ingin mengajar dan yang hanya ingin berstatus PNS. Saat mengadopsi ASN, sedikit perhatian diberikan pada kompetensi guru. Guru harus memiliki keinginan yang kuat untuk mendidik siswanya dengan baik dan mengajar mereka secara efektif. 


Sumber: bingar.id


Mengatasi masalah buruknya kualitas guru di Indonesia akibat rekrutmen guru yang tidak efektif tentu bukan suatu yang mudah, namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, karena rekrutmen seringkali hanya formalitas, maka guru ASN memerlukan pemisahan khusus dari rekrutmen umum. Sebelum diangkat menjadi PNS, sebaiknya menguji diri sendiri sebagai guru agar orang yang diterima benar-benar menjadi guru yang profesional dan terbaik. 


Kedua, standar kompetensi guru yang diterapkan pemerintah harus fokus pada kualitas pembelajaran siswa. Dalam hal ini, diharapkan peran pemerintah pusat dan daerah dapat membantu mengubah standar tersebut dan tidak ada permainan politik. Ketiga, profesi guru diberikan tanggung jawab atas praktiknya. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menetapkan bahwa pendidikan di Indonesia diharapkan memiliki kompetensi profesional dan latar belakang pendidikan yang profesional.


Penulis : Elsya Sabrina

Penyunting : Meida Aminatu Zahra


Reading Time:

Selasa, 21 Juni 2022

 Say Good Bye to Bad Mood During Study
Juni 21, 20220 Comments

Sumber gambar: https://www.blogpendidikan.net/2021/07/ini-8-kiat-mengatasi-kejenuhan-siswa.html

    Kalian pernah gak sih merasa jenuh dan bosan saat belajar? jika sedang ataupun akan belajar sering kali kita merasa ngantuk, jenuh dan bosan yang membuat ingin cepat selesai belajar. Terkadang belajar menjadi hal yang membosankan dan tidak disukai oleh sebagian pelajar. Apalagi saat ada tekanan yang mengharuskan kita belajar seperti deadline yang mepet, menuju ujian, dan lain-lain yang pastinya membuat jadi stres banget kan.

    Rasa jenuh, bosan dan ngantuk itu membuat belajar menjadi tidak efektif karena kita sudah tidak fokus terhadap materi yang dipelajari. Padahal belajar menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh setiap orang untuk menambah wawasan yang lebih luas.

    Biasanya kita akan semangat belajar jika suasana hati sedang mendukung. Oleh karena itu, mood belajar perlu dijaga supaya kita betah saat belajar, dan materi yang dipelajari dapat dimengerti dengan baik. Nah, kali ini kita akan membahas cara meningkatkan mood saat belajar. Check this out!


1. Mendengarkan musik yang disukai

 

Sumber gambar: https://www.halodoc.com/artikel/musik-klasik-bikin-pintar-masa-sih

    Agar mood tetap terjaga dengan baik, kita harus merilekskan pikiran terlebih dahulu nih. Salah satu caranya adalah dengan mendengarkan musik. Mendengarkan musik dipercaya dapat meningkatkan mood saat belajar dengan lebih baik. Selain itu mendengarkan musik saat belajar juga dapat meningkatkan fokus. Dengan demikian, musik dapat membuat tubuh merasa rileks sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan. Kita bisa menyusun playlist lagu yang disukai di Spotify, Joox, YouTube, dan aplikasi lain.  


2. Memilih tempat yang nyaman

 

Sumber gambar: https://www.gurupenyemangat.com/2021/09/gambar-kartun-anak-belajar-di-rumah.html

    Belajar di tempat itu-itu saja yang sama setiap harinya bisa membuat kita merasa bosan. Maka dari itu kita bisa me-refresh mata dan pikiran dengan mencari suasana baru yang nyaman dan kondusif agar bisa fokus kembali. Misalnya dengan belajar di perpustakaan, cafe, taman, atau tempat lain yang bisa membuat kita nyaman saat belajar. Karena suasana kondusif mempengaruhi konsentrasi yang pastinya berpengaruh pula terhadap efektifitas dalam belajar.


3. Cari teman belajar bersama

 

Sumber gambar: https://bobo.grid.id/read/08676318/suka-belajar-kelompok-di-sekolah-inilah-4-manfaatnya?page=all

    Belajar sendirian itu membosankan, apalagi jika bertemu dengan pelajaran atau soal yang sulit pastinya kita akan merasa bosan, jenuh dan sres. Maka dari itu kita bisa mencari teman untuk belajar agar bisa saling membantu, berdiskusi dan jika ada kesulitan bisa diselesaikan bersama-sama. Dengan belajar bersama teman pekerjaan yang berat akan terasa ringan dan kita tetap bisa bermain sambil belajar. Selain itu, belajar bersama juga dapat membangkitkan rasa semangat belajar loh!


4. Sediakan makanan ringan saat belajar

 

Sumber gambar: https://bobo.grid.id/read/081686221/bolehkah-kita-minum-air-sambil-makan-apa-dampaknya-pada-pencernaan?page=all

   Menurut banyak orang ngemil saat belajar efektif meningkatkan konsentrasi. Saat belajar otak dipaksa untuk terus fokus sehingga membuat konsentrasi menurun, membuat kita merasa ngantuk dan mudah jenuh padahal baru sebentar belajar. Nah, ngemil bisa jadi aktivitas selingan agar hal itu tidak terjadi. Jenis camilan seperti dark chocolate atau permen karet juga terbukti mampu meningkatkan konsentrasi.

    Ternyata good mood saat belajar itu penting banget loh! Jangan sampai karena mood yang tidak baik membuat kita jadi malas belajar. Tapi jangan khawatir, karena sekarang kita sudah tahu nih bagaimana sih cara untuk meningkatkan mood saat belajar. Kondisi suasana hati yang baik saat belajar tentunya berpengaruh terhadap hasil belajar. Yuk jaga good mood kita untuk belajar agar menjadi lebih efektif dan materi yang dipelajari dapat diterima dengan baik.

Sumber: https://osc.medcom.id/community/6-cara-mengambalikan-mood-belajar-agar-lebih-meningkat-1630


Penulis         : Fitria Choirunnisa

Penyunting : Meida Aminatu Zahra & Oliver Hotlas Silalahi


Reading Time:

Senin, 23 Mei 2022

Tips Jaga Kesehatan Saat Pembelajaran Tatap Muka di New Normal
Mei 23, 20220 Comments

 


Sumber https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/297/apa-itu-new-normal   

    New normal adalah kondisi dimana aktivitas tetap berlangsung seperti biasa termasuk sekolah, namun bukan berarti virus corona sudah mereda. Dengan ini kita mulai melakukan aktifitas di luar rumah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah diatur oleh pemerintah. Dengan diberlakukan new normal, mau tidak mau para pelajar akan kembali belajar ke sekolah ataupun kampus, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan dan keamanan yang menjamin mereka dari penularan virus COVID-19.

    Sudah hampir 2 tahun kita melewati masa sekolah dan kuliah secara daring di rumah, akhirnya datang juga kabar baik untuk kita. Seperti bekerja, kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka pastinya tak mungkin ditinggalkan terlalu lama. Mau tak mau agar kembali aktif dan produktif. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah mulai diperbolehkan secara terbatas. Meskipun terbatas, penyelanggaraan PTM tersebut tetap harus dilaksanakan secara hati-hati dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat.

    Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa sistem kekebalan tubuh yang baik dapat dibangun dengan gaya hidup sehat, terutama makan makanan yang bergizi, berolahraga secara tertaur, serta tidur yang cukup. Kekebalan tubuh yang optimal dapat menjadi penghalang risiko seseorang dalam tertular dengan infeksi COVID-19.

 

Sumber https://twitter.com/jatimpemprov/status/1270184039169712129


 Berikut 5 tips menjaga kesehatan saat pembelajaran tatap muka di new normal:

1. Membawa masker dan hand sanitizer cadangan

 

Sumber https://radioedukasi.kemdikbud.go.id/read/2924/dokter-rsa-ugm-himbau-masyarakat-disipilin-menggunakan-masker-dengan-benar.html

    Saat mengikuti PTM terbatas, kamu wajib memakai masker. Untuk berjaga-jaga jika masker yang dipakai basah atau kotor, membawa masker cadangan perlu dilakukan. Kamu bisa membawa 1-2 masker cadangan untuk diri sendiri atau jika ada teman yang butuh masker baru.  Selain itu juga wajib membawa hand sanitizer. Gunakan ketika baru menyentuh permukaan atau barang yang sering disentuh orang lain.


2. Sering mencuci tangan

 

Sumber https://kreativv.com/cara-mencuci-tangan-yang-benar/

    Sering-seringlah mencuci tangan, selalu dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik. Ingatlah untuk tidak menyentuh wajah, mata, hidung, dan mulut yang belum bersih. Atau gunakan pembersih tangan berbasis alkohol, setidaknya 60% alkohol. Cuci tangan kamu sesering mungkin, seperti sebelum masuk kelas, setelah memegang benda, setelah dari kamar mandi, dan sebagainya.


3. Membawa bekal dari rumah 

Sumber https://kumparan.com/kumparanmom/tips-agar-anak-suka-membawa-bekal-ke-sekolah

    Kenapa membawa bekal itu penting? Pastinya untuk menjaga kebersihan dan nilai gizi dari makanan kamu nih. Kamu bisa makan dengan alat makan pribadimu sendiri, lebih hemat uang jajan, dan juga tidak perlu kelamaan ngantri di kantin. Namun perlu diingat, saat makan bersama teman-teman tetap harus menjaga jarak ya. Setelah makan siswa perlu mencuci tangan dengan bersih dan kembali menggunakan masker.


4. Menjaga jarak dengan orang lain

Sumber https://www.istockphoto.com/id/vektor/jaga-jarak-atau-tanda-jarak-sosial-dengan-karakter-kartun-anak-anak-gm1269238614-372654809

    Tips agar tetap aman selama pembelajaran tatap muka selanjutnya adalah mengusahakan untuk selalu menjaga jarak dengan orang lain. Paling tidak, kamu harus menjaga jarak sekitar 1,5 meter saat berinteraksi dengan orang. Hindari berhadap-hadapan dengan orang lain dalam waktu yang cukup lama.


5. Membawa alat ibadah pribadi

 

Sumber https://id-id.facebook.com/DitjenKekayaanNegara/videos/kebijakan-new-normal-mulai-diterapkanbagi-sobatkaen-yang-beraktivitas-di-luar-ru/1239632809745761/

    Buat kamu yang mungkin juga bakal seharian di sekolah ataupun di kampus, jangan lupa juga nih bawa alat ibadahmu ya. Hal ini juga penting,  karena alat ibadah khususnya yang ada di sekolah berpeluang jadi media penyebaran virus. Dengan menggunakan alat ibadah pribadi, kamu bisa saling menjaga kesehatan dan juga bisa beribadah dengan nyaman.


Sumber https://twitter.com/poldajogja/status/1301008009389244419?lang=ar-x-fm

AYO SEHAT BERSAMA DENGAN CARA SELALU PATUHI PROTOKOL KESEHATAN SELAMA BERAKTIVITAS DI LUAR RUMAH UNTUK LINDUNGI KESEHTAN KAMU!!!


Penulis : Fisca Adilla 
Penyunting : Meida Aminatu Zahra & Oliver Hotlas Silalahi

 

 

 

1.

Reading Time:

Rabu, 20 April 2022

Pengaruh Pandemi Pada Mental Anak di Sekolah Saat Ini
April 20, 20220 Comments



Apa itu Mental?

Mental adalah sinonim dari jiwa atau batin manusia. Kondisi dimana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi terhadap lingkungannya merupakan ciri dari mental yang sehat.

Ditutupnya sekolah dan dibatalkannya aktivitas penting tentu saja membuat sebagian anak kehilangan beberapa momen yang menyenangkan di kehidupan mereka. Momen menyenangkan itu biasanya didapatkan saat mereka berada di sekolah maupun di lingkungan luar yang membuat mereka sering berinteraksi dengan teman-temannya. Pandemi COVID-19 yang terjadi beberapa tahun belakangan ini membuat mereka kesulitan dan terbatas dalam melakukan segala aktivitas terutama bersosialisasi dengan teman sebayanya. Tidak dipungkiri bahwa COVID-19 ini membuat mereka seperti terisolasi dari lingkungan luar.

Gambar 1. Kondisi psikis anak saat pandemi

Menurut data survei Global Health Data Exchange 2017, ada 27,3 juta orang di Indonesia mengalami masalah kesehataan mental. Artinya, satu dari sepuluh orang di negara ini mengidap gangguan kesehatan mental. Yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan mental ini adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan produktif untuk anak-anak sekolah. Seperti melakukan hobi, menggambar, melukis, dan masih banyak lagi. Kurangi melihat informasi tentang COVID-19 yang membuat stres. Sebisa mungkin, orang tua juga mendampingi anaknya, dan bisa menjadi teman berbagi cerita. 

Kondisi pandemi yang hampir berjalan selama dua tahun ini, membuat banyak sekali perubahan dalam hidup. Kondisi ini tidak selamanya buruk, karena pandemi ini kita bisa mempunyai passion baru, hobi baru, melakukan kegiatan yang sebelumnya belum pernah dilakukan di rumah, serta membuat kita lebih dekat dengan keluarga. Banyak sekali hal-hal yang terjadi selama COVID-19 ini. Jadi dari kondisi ini, kita dapat mengambil hikmah dan nilai-nilai positifnya. 

Gambar 2. Menjaga kesehatan mental

 

Penulis Ristiani Arisya

Penyunting Meida Aminatu Zahra & Oliver Hotlas Silalahi

Sumber Gambar manajemen-pelayanankesehatan.net dan www.dana.id


Reading Time:

Senin, 28 Maret 2022

Belajar Online VS Belajar Offline
Maret 28, 20220 Comments


    Siapa yang menyangka pandemi COVID-19 menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan bumi manapun, COVID-19 masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja namanya menjadi trending topik, dibicarakan di sana-sini, dan diberitakan secara masif di media cetak maupun elektronik.  Jadi apa aitu COVID-19?

    Menurut corona.kendalkab.go.id, Corona Virus Disease 2019 atau yang biasa disingkat COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis Corona Virus. Penderita COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas.

    Sampai saat ini kasus COVID-19 terus meningkat, bahkan kita telah mengetahui bahwa terdapat virus-virus varian baru seperti corona delta, omicron, dan sebagainya. Maka dari itu pemerintah mengambil langkah untuk memutuskan rantai penyebaran COVID-19 dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di beberapa pulau di Indonesia.  Para pekerja kembali bekerja dari rumah atau sering kita dengar dengan Work From Home, kegiatan pelayanan masyarakat dilakukan secara daring, pusat perbelanjaan ditutup, serta kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh.

    Nah Ansosers, sesuai dengan tema artikel kita bulan ini, yaitu belajar online vs belajar offline. Apa sih belajar online itu? Menurut kabarpendidikan.id, belajar online ialah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara dunia maya atau online. Kegiatan belajar online ini dapat kalian lakukan di rumah masing-masing, dan apa aja sih yang dilakukan saat belajar online? Menurut detik.com, kegiatan yang dilakukan saat belajar online di rumah, yaitu pertama mengatur jadwal sebaik mungkin. Kedua menyiapkan alat-alat elektronik seperti handphone atau laptop saat sebelum belajar online dimulai. Langkah ketiga menyiapkan jaringan internet agar belajar online tidak terganggu.  Keempat buat area belajar yang nyaman dan tenang. Kelima buat catatan kecil saat sedang Google Meet. Terakhir kita selalu searching materi apabila penyampaian guru belum dimengerti. Jadi itulah kegiatan saat belajar online di rumah.

    Dan apa sih belajar offline itu? Mungkin untuk Ansosers tidak asing lagi deh, karena sebelum pandemi COVID-19 kita sudah melalukan belajar offline. Disini penulis akan menjelaskan sedikit tentang belajar offlineBelajar offline ialah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara offline atau langsung pergi ke sekolah maupun kampus.


                      

Dokumentasi pembelajaran offline Ansos PNJ di Posyandu Subur dan Kelurahan Beji Timur

 

    Belajar offline sangat asyik karena kita bisa bertemu teman-teman dan para guru. Selain itu, saat belajar offline kita bisa lebih paham tentang materi yang disampaikan oleh guru. Suasana sekolah pun lebih terasa jika belajar offline.

    

Nah, itulah beberapa penjelasan tentang belajar online vs belajar offline. Kira-kira cara belajar mana yang lebih nyaman menurut Ansosers?  Belajar online atau belajar offline?

 

Penulis                         : Rizwan

Penyunting                  : Meida Aminatu Zahra & Oliver Hotlas Silalahi

Sumber Gambar         : Ansos PNJ dan duniaibuibu.com

Reading Time:

Senin, 14 Maret 2022

Pandemi Bukan Halangan Untuk Tetap Produktif
Maret 14, 20221 Comments

 

    Siapa yang menyangka bahwa pandemi Covid-19 terus berlanjut hingga tahun 2022 ini. Pada kondisi demikian, semua orang dituntut untuk beradaptasi dan tetap produktif supaya dapat terus bergerak menjadi lebih baik.

    Saat ini kasus Covid-19 terus meningkat, bahkan ditemukan virus varian baru yaitu varian Omicron yang penyebarannya semakin meluas. Maka dari itu, pemerintah kembali menerapkan  Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di beberapa daerah. Para pekerja kembali bekerja dari rumah, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara jarak jauh, banyak café dan restoran tutup, dan pelayanan masyarakat dilakukan secara daring. Kita juga diwajibkan untuk memperketat protokol kesehatan, tetap di rumah dan tidak berpergian bila tidak ada keperluan mendesak. Hal tersebut tidak lain dan tidak bukan bertujuan untuk mengurangi risiko penularan dan memutus rantai penyebaran virus Covid-19. 

    Pada kondisi ini sering kali kita merasa bosan dan jenuh berada di rumah. Waktu untuk bermalas-malasan menjadi lebih luang karena tidak banyak aktivitas yang dilakukan. Jangan biarkan pandemi ini menghambat kita untuk tetap produktif dan kreatif. Kita tetap bisa produktif dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat hanya dari rumah saja loh! Berikut ini beberapa kegiatan yang dapat kita lakukan di rumah dan membuat kita menjadi lebih produktif.

  1. Mengikuti Webinar

    Kita dapat mengisi waktu luang dengan mengikuti seminar berbasis web atau yang lebih dikenal dengan webinar. Dengan hanya bermodalkan internet dan gawai sudah dapat mengikuti seminar online. Webinar ini sangat praktis, tidak perlu membuang waktu untuk keluar rumah karena dapat diikuti di mana saja. Apalagi  saat ini mudah sekali menemukan seminar-seminar yang diadakan secara online dan gratis yang menggunakan berbagai platform untuk menambah ilmu pengetahuan, pengembangan diri dan meningkatkan skill.


  1. Mengikuti Lomba Online

    Jangan takut untuk berkarya walaupun di tengah pandemi. Kita masih bisa untuk menyalurkan bakat dan berprestasi loh! Salah satunya dengan mengikuti lomba yang diadakan secara online dari yang gratis sampai berbayar. Dengan adanya lomba online ini kita bisa men-challenge diri untuk berani tampil, kreatif dan menambah pengalaman yang sangat bermanfaat. Berbagai macam lomba online dapat kita temukan di berbagai media sosial seperti Instagram, halaman web, sampai Tiktok. 


  1. Mencoba Hobi Baru

    Tidak perlu bersedih jika tidak bisa keluar rumah untuk hangout di café. Kita bisa mengisi waktu dengan mencoba hal baru, seperti berkebun di pekarangan rumah, membuat kerajinan tangan, dan memasak. Kegiatan tersebut dapat dilakukan hanya dari rumah saja. Dengan berkebun dapat menambah keasrian lingkungan rumah sekaligus melestarikan tanaman. Untuk mengasah kreatifitas dalam diri kita bisa memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai dan mengolahnya menjadi kerajinan tangan yang mempunyai daya jual. Lalu kita bisa bereksperimen dengan membuat kembali makanan yang sedang viral di media sosial kemudian membuatnya menjadi konten. Hal tersebut bukan hanya sebatas mencari hobi baru, tetapi juga mengembangkan kreativitas dan produktivitas serta menciptakan ladang pendapatan.


    Pandemi tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir, meski begitu walaupun segala aktivitas harus dibatasi kita tetap bisa produktif dengan memanfaatkan media yang ada dan melakukan berbagai kegiatan di rumah agar tidak terlena dengan bermalas-malasan. Semoga tips-tips diatas bisa menjadi referensi mengisi waktu luang untuk tetap semangat dan terus mengembangkan potensi diri.


Anjangsana Sosial

Salam Ceria Dunia Pendidikan Indonesia



Penulis : Fitria Choirunnisa

Penyunting : Meida Aminatu Zahra & Oliver Hotlas Silalahi

Sumber Gambar : Pexel & Unsplash


Reading Time:

Jumat, 24 September 2021

Sifat Anak Kecil
September 24, 20210 Comments

 PENGERTIAN ANAK-ANAK

Anak adalah tunas, potensi, dan generasi penerus cita-cita bangsa. Anak memiliki peran strategis dalam menjamin eksistensi bangsa dan negara di masa mendatang.

Menurut WHO, definisi anak adalah dihitung sejak seseorang di dalam kandungan sampai dengan usia 19 tahun. Namun, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti anak-anak adalah anak yang masih kecil (belum dewasa). Arti lainnya adalah tidak berpengalaman. Lalu menurut R.A. Kosnan, “Anak-anak yaitu manusia muda dalam umur muda dalam jiwa dan perjalanan hidupnya karena mudah terpengaruh untuk keadaan sekitarnya”. Oleh karna itu anak-anak perlu diperhatikan dan pengawasan dari orang dewasa secara sungguh-sungguh.


SIFAT ANAK-ANAK

  1. Jujur.

Anak-anak selalu mengatakan hal yang sama berdasakan apa yang mereka lihat dan dengar. Sebesar 90% anak-anak selalu berkata jujur. 

  1. Punya semangat tinggi dan pantang menyerah.

Anak-anak selalu berusaha belajar tentang hal baru yang ia temui. Tak jarang mereka juga selalu mengalami kesulitan. Namun, mereka tak pernah pantang menyerah dalam berusaha.

  1. Daya kreativitas yang tinggi.

Anak-anak selalu menciptakan hal-hal baru sesuai dengan apa yang mereka pikirkan. Mereka berusaha dan menunjukkan bahwa mereka memiliki suatu karya. Meskipun kadang karya mereka terdengar aneh, tapi mereka memiliki daya keatifitas yang sangat tinggi. 

  1. Tampil percaya diri dan apa adanya

Anak kecil selalu bangga terhadap apa yang mereka miliki. Mereka percaya diri dengan penampilan mereka. 

  1. Rasa kemanusiaan yang tinggi.

Saling menolong saat ini mulai menghilang di kalangan masyarakat sekitar kita. Namun tidak pada anak-anak, kebanyakan dari anak-anak akan selalu siap ketika dimintai tolong bahkan oleh orang yang tidak mereka kenal. Anak-anak tak segan untuk membantu sesama yang saling membutuhkan.

  1. Mudah memaafkan

Anak-anak tentu memiliki sifat memaafkan yang tinggi. Mereka juga mudah menyadari kesalahannya dan belum mengenal kata gengsi untuk meminta maaf. 

  1. Tidak ragu menunjukkan kasih sayang.

Anak-anak tidak pernah ragu menunjukkan kasih sayangnya ke orang terdekat. Mereka selalu merasa bahwa orang-orang yang berada di sekitarnya juga layak untuk disayangi seperti dirinya sendiri. 

  1. Bekerja sama.

Setiap apa yang mereka kerjakan selalu melibatkan orang banyak. Mereka berpikir bahwa jika menginginkan suatu tim yang baik, kerjasama adalah segala-galanya untuk mereka. Sangat kontras dengan kehidupan kita saat ini yang sangat indiviualis.

  1. Selalu tersenyum.

Selalu menebarkan senyuman. Itulah hal yang sangat sulit untuk kita lakukan saat ini. Anak-anak selalu tersenyum menyambut hal apapun yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya. Bahkan mereka bisa tertawa melihat sesuatu yang menurut orang dewasa tidak lucu.

 

Kepribadian anak ternyata terbentuk sejak awal kehidupannya. Meskipun banyak juga yang berpendapat kepribadian itu akan berkembang seiring waktu. Namun, sifat-sifat ketika si kecil berusia 3 tahun ternyata bisa memprediksi kepribadiannya ketika berusia 26 tahun.

Hal tersebut merupakan hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality.

  1. Percaya diri

Studi Journal of Personality menemukan bahwa anak-anak yang percaya diri tumbuh menjadi orang dewasa tanpa hambatan. Mungkin semua perasaan bebas itu menjelaskan mengapa balita yang percaya diri juga mendapat nilai rendah dalam bidang "pengendalian diri" ketika menjadi orang dewasa.

  1. Menyesuaikan diri

Anak-anak yang dianggap bisa menyesuaikan diri dengan baik dan mampu mempertahankan sifat tersebut hingga dewasa, mereka akan mendapat skor lebih tinggi di bidang keramahan, ekstraversi, kesadaran, dan keterbukaan terhadap pengalaman baru.

  1. Impulsif

Ini termasuk sifat dalam kategori "kurang terkontrol". Menurut hasil penelitian, anak-anak yang impulsif pada usia 3 tahun tumbuh dengan skor tertinggi pada sifat 'emosi negatif', tegang , cemas, dan tidak menyenangkan.

  1. Terkendali

Berbeda dengan anak-anak yang percaya diri yang tumbuh menjadi karakter anak tanpa hambatan dengan masalah pengendalian diri. Sebaliknya, anak-anak yang terkendali, menunjukkan ketika dewasa memiliki tingkat hambatan tertinggi dan mendapat skor rendah dalam memiliki sikap emosional yang positif.

  1. Berhati-hati

Anak-anak yang "pendiam" menunjukkan lebih banyak mengontrol diri dan cenderung menghindari bahaya pada usia 3 tahun. Anak ini tumbuh menjadi lebih menyenangkan dan teliti daripada teman sebayanya, tanpa kecenderungan untuk terbuka terhadap situasi baru yang dimiliki anak-anak yang percaya diri ketika dewasanya.


"Sifat yang diwariskan dan pola asuh menentukan siapa diri anak. Bahkan penelitian baru menunjukkan, kecenderungan pola asuh lebih berpengaruh daripada sifat yang diwariskan oleh keturunannya".


Anjangsana Sosial

Salam Ceria Dunia Pendidikan Indonesia



Penulis    : Tedi Wiranto

Penyunting    : Ananda Genta Pitaloka

Sumber Gambar    : Pexel







Reading Time:

@ansos_pnj