Februari 2021 - Anjangsana Sosial

Rabu, 24 Februari 2021

Anjangsana Sosial road to Desa Mulyasari
Februari 24, 2021 2 Comments

 


Matahari tak pernah memilih siapa yang harus diberikan sinar. Mari kita coba teladani itu, pahamilah perbedaan dan hargai siapa pun dia.


Tak terasa, pandemi yang memilukan ini sudah berlangsung lebih dari satu tahun lamanya. Rasa awas, rindu, khawatir, dan bosan, berpadu menjadi satu. Tak sedikit dari kita yang harus merelakan waktu, perasaan, dan tenaga demi tetap berjuang dalam pandemi yang melanda bumi ini. 


Terpisah dari yang tersayang, kerabat, atau kenalan membuat kebutuhan sosial jadi sedikit terganggu kestabilannya. Namun, pandemi yang belum juga berakhir ini, tidak menyurutkan semangat Anjangsana Sosial untuk tetap menjalin dan merajut kembali tali silaturahmi kapanpun dan dimanapun, tentunya, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. 


Acara silaturahmi kali ini, Anjangsana Sosial kembali menyinggahi Desa Mulyasari di ketinggian 930 Mdpl. Penasaran dengan keseruan dan keramahan penduduk Desa Mulyasari, yuk simak cerita berikut.



Desa ini berada di wilayah Sukamulya, Sukamakmur, Bogor, Jawa Barat. Desa Mulyasari sebenarnya masih mudah dijangkau dari perkotaan, namun masih jarang yang mengetahui keberadaannya karena terletak di sekitar persawahan dan bukit-bukit.


Berbekalkan semangat untuk melihat keramahan penduduk disana, kami memulai perjalanan dengan do'a dan tagline Anjangsana Sosial "Salam ceria dunia pendidikan Indonesia."  


Untuk mencapai lokasi desa Mulyasari, kami harus melewati rintangan yang cukup menegangkan hati, seperti bebatuan, jalan yang licin, dan jurang yang lumayan mengerikan. Namun, hal tersebut tidak mematahkan semangat kami untuk terus melangkah. Sepanjang perjalanan, banyak sekali hal yang dapat dipelajari dari alam dan penduduk sekitar.



Walaupun kami sempat beberapa kali mengalami kendala motor yang mogok dan jatuh di tengah jalan, kami tetap melanjutkan perjalanan sembari terus bersyukur dan menikmati indahnya pemandangan alam. 


Setelah bertarung dengan perasaan lapar, lelah, dan gundah, akhirnya kami sampai di Desa Mulyasari yang asri. Hiruk pikuk perkotaan, tidak lagi dapat kami dengar. Hanya terdengar suara gemerisik dedaunan dan sapaan serta salam dari para penduduk desa.


Kami bertemu dengan tokoh masyarakat yang dihormati di Desa Mulyasari, Abi panggilannya. Canda tawa, serta perbincangan hangat menambah semangat untuk bertemu dengan adik-adik di Pesantren Desa Mulyasari. 


Kami menyapa, bercanda tawa, dan berbagi apa yang bisa kami beri kepada sebagian masyarakat sekitar, khususnya adik-adik. Senyuman dan tawa bahagia mereka, membawa angin sejuk di tengah pandemi yang melanda dunia ini. Diatas sana, Desa Mulyasari, terdapat anak-anak harapan dan penerus bangsa yang tengah tumbuh dan berkembang. 



Sembari berkeliling, tak henti-hentinya kami bersyukur, bahwa meski pandemi melanda, setidaknya masih ada generasi bangsa yang tetap semangat menimba ilmu dengan saling membantu dan gotong-royong.


Tidak terasa waktu telah berlalu, kami terpaksa meninggalkan Desa Mulyasari dengan senyuman dan diiringi dengan do'a. Semoga Desa Mulyasari tetap terjaga keasriannya dan terus menghasilkan anak-anak yang dapat berguna dan berbakti dikemudian hari. 


Sampai disini, Anjangsana Sosial menarik langkahnya kembali untuk tetap dan terus, tanpa henti, memperjuangkan kesamarataan pendidikan di Indonesia. 


Anjangsana Sosial 

Salam Ceria Dunia Pendidikan Indonesia






Dokumentasi : Anisa Syifa Sauqi

Penulis : Anisa Syifa Sauqi

Penyunting : Ananda Genta Pitaloka

Reading Time:

@ansos_pnj