Anjangsana Sosial

Rabu, 19 April 2023

Pengaruh Lingkungan Terhadap Motorik dan Daya Tangkap Anak
April 19, 20230 Comments



Sumber : Popmama,com

Lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan anak, terutama pada usia dini. Lingkungan dapat mempengaruhi aspek fisik, sosial, dan emosional pada anak. Pengaruh lingkungan terdapat dari lingkungan fisik, sosial, dan budaya.

Pengaruh lingkungan fisik seperti suhu, cahaya, kebisingan, dan kebersihan, dapat mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan anak. Lingkungan yang bersih dan aman dapat membantu anak merasa nyaman dan sehat, sementara lingkungan yang berisik dan tidak nyaman dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak.

Pengaruh lingkungan sosial seperti interaksi dengan orang tua, saudara, teman, dan masyarakat disekitarnya, dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang positif dan penuh kasih sayang akan cenderung memiliki hubungan sosial yang baik, sementara anak yang tumbuh dalam lingkungan yang kurang mendukung akan cenderung mengalami kesulitan dalam mengembangkan hubungan sosial.

Pengaruh lingkungan budaya seperti bahasa, tradisi, dan norma-norma sosial, dapat mempengaruhi perkembangan bahasa dan identitas anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan bahasa dan budaya akan cenderung lebih lancar dalam berbahasa dan lebih memahami identitas budaya mereka, sementara anak yang tumbuh dalam lingkungan yang kurang kaya akan bahasa dan budaya akan cenderung mengalami kesulitan dalam mengembangkan bahasa dan identitas budaya.

Apa itu motorik dan daya tangkap pada anak?

Motorik pada anak adalah kemampuan anak dalam mengontrol gerakan fisiknya. Perkembangan motorik pada anak terjadi secara bertahap dan melalui tahapan yang teratur. Pada awalnya, bayi memiliki gerakan yang masih kasar dan belum terkoordinasi. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kemampuan motorik pada anak akan semakin berkembang, baik itu motorik kasar maupun motorik halus. Sedangkan daya tangkap anak atau kemampuan anak dalam memahami dan menyerap informasi tergantung pada usia, pengalaman, lingkungan, dan faktor-faktor lainnya. Namun, secara umum, anak-anak memiliki daya tangkap yang baik, terutama pada usia prasekolah hingga awal sekolah dasar.

Pada usia prasekolah, anak-anak memiliki kemampuan belajar yang cepat dan mudah menyerap informasi melalui pengalaman langsung dan bermain. Anak-anak pada usia ini belajar melalui pengalaman sensorik dan motorik, serta melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya.

Sementara itu, pada usia sekolah dasar, anak-anak sudah memiliki kemampuan belajar yang lebih sistematis dan terstruktur. Mereka dapat memproses informasi yang lebih kompleks dan mampu memecahkan masalah dengan cara yang lebih logis.

Lalu apa saja sih pengaruh lingkungan terhadap motorik dan daya tangkap anak?

Setelah kita mengetahui definisi motorik dan daya tangkap pada anak, perlu kita tahu pengaruh lingkungan terhadap motorik dan daya tangkap anak.

1. Lingkungan yang aman dan terstruktur dapat membantu perkembangan motorik anak. Lingkungan yang aman dan terstruktur, seperti ruangan bermain atau taman bermain yang dirancang khusus untuk anak-anak, dapat membantu anak mengembangkan keterampilan motorik mereka dengan aman dan terkendali.

2. Lingkungan yang kaya akan stimulasi sensorik dapat membantu perkembangan motorik dan daya tangkap anak. Stimulasi sensorik seperti warna, suara, tekstur, dan gerakan dapat membantu meningkatkan keterampilan motorik dan daya tangkap anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan stimulasi sensorik akan lebih mudah mengembangkan keterampilan motorik dan daya tangkap mereka.

3. Lingkungan yang mendukung gerakan bebas dapat membantu perkembangan motorik anak. Lingkungan yang mendukung gerakan bebas, seperti ruangan bermain atau taman bermain yang luas, dapat membantu anak mengembangkan keterampilan motorik mereka secara bebas dan spontan.

4. Lingkungan yang memperhatikan gizi dapat membantu perkembangan motorik dan daya tangkap anak. Gizi yang cukup dan seimbang sangat penting untuk perkembangan otot, tulang, dan sistem saraf anak. Lingkungan yang memperhatikan asupan gizi anak dapat membantu meningkatkan keterampilan motorik dan daya tangkap anak.

5. Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan motorik dan daya tangkap anak. Anak yang hidup dalam lingkungan yang aktif fisik akan memiliki kemampuan motorik yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang kurang aktif fisik. Kegiatan yang dilakukan seperti bermain, berlari, bersepeda, dan berenang dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik dan daya tangkap anak.

6. Interaksi Sosial, anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan banyak interaksi sosial cenderung memiliki perkembangan motorik yang lebih baik. Anak-anak mempelajari banyak keterampilan motorik melalui bermain dengan teman-teman sebayanya. Interaksi sosial yang baik akan membantu anak untuk mengembangkan keterampilan motorik dan daya.


Penulis : Sasmita Nur Azmi 

Penyunting : Fitria Choirunnisa 

Reading Time:

Sabtu, 22 Oktober 2022

Kualitas Guru dan Dampaknya Pada Pengajaran di Indonesia
Oktober 22, 20220 Comments


Sumber:  www.blog.ruangguru.com


Saat ini kualitas pendidikan di Indonesia kurang baik dan dapat dirasakan bahwa masih banyak permasalahan dalam dunia pendidikan. Apalagi dengan adanya pandemi Covid-19, memaksa pemerintah memberlakukan kebijakan pembelajaran jarak jauh yang berdampak pada penurunan kualitas pendidikan di Indonesia. Kualitas pendidikan yang buruk dapat mempersulit siswa dan lulusan untuk beradaptasi dengan dunia yang berubah dengan cepat. Karena efektifitas dari apa yang diajarkan dalam dunia pendidikan rendah. Di sisi lain, pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang baik, inovasi-inovasi baru akan muncul dengan sendirinya, dan permasalahan bangsa Indonesia secara bertahap akan terselesaikan.


Sumber: evasion-online.com


Berdasarkan data UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM) Report 2016, pendidikan di Indonesia menempati peringkat ke-10 dari 14 negara berkembang dan kualitas guru menempati ukuran ke-14 dari 14 negara berkembang di dunia. Jumlah guru mengalami peningkatan sebanyak 382% dari 1999/2000 menjadi sebanyak 3 juta orang lebih, sedangkan peningkatan jumlah peserta didik hanya 17%. Dari 3.9 juta guru yang ada, masih terdapat 25% guru yang belum memenuhi syarat kualifikasi akademik dan 52% di antaranya belum memiliki sertifikat profesi. Sayangnya, meningkatnya kuantitas guru tidak sejalan dengan kualitasnya. 


Menurut hasil UKG (Uji Kompetensi Guru) dari tahun 2012 hingga 2015, sekitar 81% guru Indonesia bahkan tidak mencapai nilai kelulusan. UKG sendiri merupakan salah satu penilaian yang digunakan untuk mengukur kompetensi seorang guru yang diukur dari kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kemampuan guru dalam menyusun strategi pembelajaran siswa dan memimpin pelajaran, kompetensi, pemahaman mata pelajaran yang diajarkan, dan kompetensi guru dalam mengevaluasi pembelajaran.


Penyebab utama rendahnya kualitas guru di Indonesia adalah belum optimalnya pengelolaan sumber daya manusia dalam rekrutmen guru. Secara kuantitas jumlah guru di Indonesia cukup memadai, namun kualitas mutu guru pada umumnya masih rendah. Secara kuantitatif jumlah guru di Indonesia reltif tidak terlalu buruk. Apabila dilihat dari rasio guru dengan siswa, angka-angkanya cukup bagus yakni di SD 1:22, SMP 1:16, SMA/SMK 1:12. Meskipun demikian, pada satu sisi ada daerah atau sekolah yang kelebihan guru dan di sisi lain ada daerah atau sekolah yang kekurangan guru, sehingga mereka yang kekurangan guru harus mengajar kelas secara paralel.


Kurangnya manajemen SDM yang baik saat merekrut ASN sebagai pendidik membuat sulit untuk membedakan antara guru yang benar-benar ingin mengajar dan yang hanya ingin berstatus PNS. Saat mengadopsi ASN, sedikit perhatian diberikan pada kompetensi guru. Guru harus memiliki keinginan yang kuat untuk mendidik siswanya dengan baik dan mengajar mereka secara efektif. 


Sumber: bingar.id


Mengatasi masalah buruknya kualitas guru di Indonesia akibat rekrutmen guru yang tidak efektif tentu bukan suatu yang mudah, namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, karena rekrutmen seringkali hanya formalitas, maka guru ASN memerlukan pemisahan khusus dari rekrutmen umum. Sebelum diangkat menjadi PNS, sebaiknya menguji diri sendiri sebagai guru agar orang yang diterima benar-benar menjadi guru yang profesional dan terbaik. 


Kedua, standar kompetensi guru yang diterapkan pemerintah harus fokus pada kualitas pembelajaran siswa. Dalam hal ini, diharapkan peran pemerintah pusat dan daerah dapat membantu mengubah standar tersebut dan tidak ada permainan politik. Ketiga, profesi guru diberikan tanggung jawab atas praktiknya. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menetapkan bahwa pendidikan di Indonesia diharapkan memiliki kompetensi profesional dan latar belakang pendidikan yang profesional.


Penulis : Elsya Sabrina

Penyunting : Meida Aminatu Zahra


Reading Time:

Selasa, 21 Juni 2022

 Say Good Bye to Bad Mood During Study
Juni 21, 20220 Comments

Sumber gambar: https://www.blogpendidikan.net/2021/07/ini-8-kiat-mengatasi-kejenuhan-siswa.html

    Kalian pernah gak sih merasa jenuh dan bosan saat belajar? jika sedang ataupun akan belajar sering kali kita merasa ngantuk, jenuh dan bosan yang membuat ingin cepat selesai belajar. Terkadang belajar menjadi hal yang membosankan dan tidak disukai oleh sebagian pelajar. Apalagi saat ada tekanan yang mengharuskan kita belajar seperti deadline yang mepet, menuju ujian, dan lain-lain yang pastinya membuat jadi stres banget kan.

    Rasa jenuh, bosan dan ngantuk itu membuat belajar menjadi tidak efektif karena kita sudah tidak fokus terhadap materi yang dipelajari. Padahal belajar menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh setiap orang untuk menambah wawasan yang lebih luas.

    Biasanya kita akan semangat belajar jika suasana hati sedang mendukung. Oleh karena itu, mood belajar perlu dijaga supaya kita betah saat belajar, dan materi yang dipelajari dapat dimengerti dengan baik. Nah, kali ini kita akan membahas cara meningkatkan mood saat belajar. Check this out!


1. Mendengarkan musik yang disukai

 

Sumber gambar: https://www.halodoc.com/artikel/musik-klasik-bikin-pintar-masa-sih

    Agar mood tetap terjaga dengan baik, kita harus merilekskan pikiran terlebih dahulu nih. Salah satu caranya adalah dengan mendengarkan musik. Mendengarkan musik dipercaya dapat meningkatkan mood saat belajar dengan lebih baik. Selain itu mendengarkan musik saat belajar juga dapat meningkatkan fokus. Dengan demikian, musik dapat membuat tubuh merasa rileks sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan. Kita bisa menyusun playlist lagu yang disukai di Spotify, Joox, YouTube, dan aplikasi lain.  


2. Memilih tempat yang nyaman

 

Sumber gambar: https://www.gurupenyemangat.com/2021/09/gambar-kartun-anak-belajar-di-rumah.html

    Belajar di tempat itu-itu saja yang sama setiap harinya bisa membuat kita merasa bosan. Maka dari itu kita bisa me-refresh mata dan pikiran dengan mencari suasana baru yang nyaman dan kondusif agar bisa fokus kembali. Misalnya dengan belajar di perpustakaan, cafe, taman, atau tempat lain yang bisa membuat kita nyaman saat belajar. Karena suasana kondusif mempengaruhi konsentrasi yang pastinya berpengaruh pula terhadap efektifitas dalam belajar.


3. Cari teman belajar bersama

 

Sumber gambar: https://bobo.grid.id/read/08676318/suka-belajar-kelompok-di-sekolah-inilah-4-manfaatnya?page=all

    Belajar sendirian itu membosankan, apalagi jika bertemu dengan pelajaran atau soal yang sulit pastinya kita akan merasa bosan, jenuh dan sres. Maka dari itu kita bisa mencari teman untuk belajar agar bisa saling membantu, berdiskusi dan jika ada kesulitan bisa diselesaikan bersama-sama. Dengan belajar bersama teman pekerjaan yang berat akan terasa ringan dan kita tetap bisa bermain sambil belajar. Selain itu, belajar bersama juga dapat membangkitkan rasa semangat belajar loh!


4. Sediakan makanan ringan saat belajar

 

Sumber gambar: https://bobo.grid.id/read/081686221/bolehkah-kita-minum-air-sambil-makan-apa-dampaknya-pada-pencernaan?page=all

   Menurut banyak orang ngemil saat belajar efektif meningkatkan konsentrasi. Saat belajar otak dipaksa untuk terus fokus sehingga membuat konsentrasi menurun, membuat kita merasa ngantuk dan mudah jenuh padahal baru sebentar belajar. Nah, ngemil bisa jadi aktivitas selingan agar hal itu tidak terjadi. Jenis camilan seperti dark chocolate atau permen karet juga terbukti mampu meningkatkan konsentrasi.

    Ternyata good mood saat belajar itu penting banget loh! Jangan sampai karena mood yang tidak baik membuat kita jadi malas belajar. Tapi jangan khawatir, karena sekarang kita sudah tahu nih bagaimana sih cara untuk meningkatkan mood saat belajar. Kondisi suasana hati yang baik saat belajar tentunya berpengaruh terhadap hasil belajar. Yuk jaga good mood kita untuk belajar agar menjadi lebih efektif dan materi yang dipelajari dapat diterima dengan baik.

Sumber: https://osc.medcom.id/community/6-cara-mengambalikan-mood-belajar-agar-lebih-meningkat-1630


Penulis         : Fitria Choirunnisa

Penyunting : Meida Aminatu Zahra & Oliver Hotlas Silalahi


Reading Time:

@ansos_pnj